Tuesday, June 28, 2011

Road to Penelitian (1) : Berkenalan dengan Rhodamin B

Akhirnya, hampir menginjak semester tujuh dalam perjalanan akademik di Teknik Kimia. Berarti pula, insya Allah semester depan sudah bisa mulai penelitian. Penelitian saya nanti rencananya ikut dengan proyek salah seorang dosen yang sedang membuat reaktor pengolah limbah tekstil. Sebenarnya, kurang linier dengan kuliah minat yang saya ikuti selama ini yaitu Pangan dan Bioproses, namun karena saya juga tertarik dengan bidang Lingkungan dan Energi maka mengambil penelitian dengan tema ini pun bukan masalah. Semoga semakin banyak yang saya pelajari, akan semakin besar pula manfaat yang bisa saya berikan untuk kehidupan manusia yang lebih baik.
Reaktor yang akan dirancang nanti meruapakan desain reaktor yang dapat melakukan proses treatment limbah tekstil yang dapat memberi dampak negatif ke lingkungan dan manusia jika langsung dibuang tanpa diolah. nantinya, ketika model reaktor ini telah di-scale up maka akan diterapkan di suatu industri tekstil berkapasitas besar di Indonesia. Komponen berbahaya yang mendoninasi limbah tekstil adalah zat warna yang berupa Rhodamin B.

Apa itu Rhodamin B?
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas . umus Molekul dari Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar 479.000.
Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti timbaledan arsen ( Subandi ,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika dikonsumsi/terkonsumsi oleh manusia.
Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi Frield- Crafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B.
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl  yang ada sendiri adalah termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen.
Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.

Dampak Rhodamin terhadap tubuh jika dikonsumsi menimbulkan efek yang merugikan manusia. Rhodamine 6G menyebabkan kerusakan sel yang parah dan rhodamine B secarasignifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamine 123 tidak memiliki efek yang berarti,sedangkan. Lebih jauh lagi, rhodamine B mengurangi jumlah sel vaskuler endothelialpada pembuluh darah sapi dan sel otot polos pada pembuluh darah hewan berkulit durisetelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak berlebihan jika studi ini menyimpulkanbahwa rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo fibroblast pada manusia.


beberapa data diambil dari :

No comments:

Post a Comment