Sekitar satu bulan lagi, saya akan berangkat KKN ke daerah Kulon Progo. KKN adalah salah satu mata kuliah wajib di UGM yang berbeda dengan kuliah - kuliah pada umumnya. Kuliah sebesar 3 SKS ini menurunkan mahasiswa ke berbagai pelosok Indonesia untuk mengaplkasikan ilmunya dan menjawab tantangan permasalahan yang ada di daerah penerjunan. Untuk periode KKn antar semester tahun 2011 ini sekitar 4300 mahasiswa dibagi dalam ratusan unti dengan anggota per unit sekita 25 orang. Lokasi KKn saya berada di desa Bojong, kecamatan Panjatan, kabupaten Kulon Progo. Ketika kami survey di sana, bebrapa masyarakat menyampaikan keluhan tentang limbah kulit durian yang selama ini hanya dibuang begitu saja, padahal bentuk dari kulit durian dapat mengganggu pandangan maupun kemanan jika dipegang oleh anak – anak yang belum faham. Berangkat dari sinilah, saya mulai mencari artikel tentang pemanfaatan limah kulit durian.
Briket kulit durian sebenarnya tak jauh berbeda dari briket arang tempurung kelapa dan briket arang kayu. Seperti briket pada umumnya yang tidak berasap, sehingga relatif tidak menimbulkan polutan (zat pencemar) udara. Namun, briket kulit durian memiliki beberapa keunggulan daripada briket arang kayu dan arang batok kelapa, apalagi dibandingkan briket batubara. Selain bisa ikut memcahkan masalah penanganan limbah durian, ketersediaan limbah kulit durian di desa ini juga memadai. Bahkan briket ini menimbulkan bau harum ketika digunakan, sehingga cocok digunakan untuk industri makanan, baik berskala rumah tangga maupun besar. Karena beberapa keunggulan itulah, briket kulit durian memiliki potensi pasar terbuka luas, baik pasaran lokal, domestik, dam ekspor.
Berdasarkan penelitian, briket arang merupakan arang yang diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya, sehingga menjadi produk yang lebih praktis digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan briket kulit durian adalah residu, yang sebagaian besar komponennya adalah karbon. Ia terjadi karena penguraian kulit durian, akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada pemanasan langsung atau tidak langsung dalam timbunan, kiln, retort, serta tanur tanpa atau dengan udara terbebas.
Penggunaan bahan bakar berbentuk briket memang lebih efektif dan efisien. Sebab bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan keperluan. Pembuatan briket kulit durian ini memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan pembuatan briket dengan bahan baku batubara atau kayu. Selan itu, arang dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tidak kotor, mudah transportasinya, dan praktis untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga.
Adapun cara membuat briket dengan bahan dasar kulit durian adalah sebagai berikut :
A. Peralatan
1. Pisau / pemotong untuk mencacah/mencincang kulit durian
2. Drum bekas untuk tempat pembakaran
3. Saringan atau ayakan
4. Pengaduk
5. Tumbukan
6. Cetakan
7. Baskom untuk pengacian
8. Seng untuk penjemuran
B. Bahan
1. Kulit durian
2. Ranting atau jerami
3. Tepung kanji (sagu)
4. Air
C. Langkah Kerja
1. Kulit durian sebelumnya dipotong potong atau dicacah-cacah hingga agak kecil ukurannya dengan tujuan agar pembakaran nanti lebih cepat.
2. Apabila sudah dicacah atau dicincang lalu dijemur dipanas matahari dengan alas seng agar proses pengeringan lebih cepat
3. Selanjutnya siapkan drum dan cari tempat yang sedikit lapang, masukkan ranting atau jerami terlebih dahulu disusul dengan kulit durian yang telah dijemur tadi lalu disusul lagi dengan jerami atau ranting . Tetapi tumpukannya jangan terlalu tebal. Bakar tumpukan jerami dan durian tersebut, tutup dengan penutup denga sedikit lubang diujungnya agar pembakaran merata dan ketika sudah tidak ada asap yang keluar dari lubang tutup tersebut buka lalu diaduk aduk dan pastikan telah menjadi arang, proses pembakarannya jangan terlalu lama.
4. Angkat dan pisahkan hasil pembakaran tadi, saring dan pisahkan yang telah menjadi arang, kemudian ditumbuk agar menjadi halus dan diayak atau disaring untuk mendapatkan bubuk arang yang merata besarnya.
5. Langkah selanjutnya adalah masukkan kedalam baskom, ambil sedikit tepung kanji (jangan terlalu banyak cukup 15% saja) tepung ini difungsikan sebagai perekat, lalu aduk-aduk hingga merata, nah baru setelah itu masukkan air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk (air yang ditambahkan cukup 10% saja) aduk hingga adonan benar-benar merata (kaya buat kue donat,hehe)
6. Ambil cetakan atau jika tidak ada cetakan bisa gunakan tangan untuk mencetaknya, caranya untuk yang cetakan tinggal masukkan saja adonan tadi agak sedikit dipadatkan dalam cetakkannya, nah untuk yang memakai tangan cukup dengan cara mengepal-ngepalnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan (bulat, lonjong,petak,dll) asal sedikit padat dan rapat dan lebih enak lagi apabila nikmat dipadang,hehe.
7. Adonan yang sudah dicetak dijemur diterik matahari dengan alas seng, dijemur selama 1/2 hari tergantung dengan cuaca yang mendukung, yang jelas hingga benar-benar kering.
8. Setelah kering langkah yang terakhir adalah angkat dan disimpan didalam tempat yang tidak lembab.
Semoga bermanfaat..
bagussss
ReplyDelete